sutra surangama



Grand Master talk about Shurangama Dharani
Source : Grand Master Book 54 : Sadhana Karman Tantrayana
Shurangama Dharani
Untuk Memperoleh Vyakarana Buddha (ramalan mencapai keBuddhaan)
Saya memperoleh Vyakarana dari Sakyamuni Buddha, namun bagaimana saya bisa memperoleh vyakarana dari Sakyamuni Buddha ? Karena saya telah menekuni Mahas Unisa Shurangama Raja Mantra (Shurangama Dharani) dalam bahasa cina dikenal dengan nama “Da Fo Ding Shou Leng Yan Wang Zhen Yan”。
Saat ini, bila sadhaka tantra ingin memperoleh vyakarana dari para Buddha, maka harus mengikuti cara penekunan saya ini, dengan sungguh – sungguh saya beritahukan kepada Anda sekalian, bahwa dengan penekunan Sadhana Mantra Surangama dapat memperoleh vyakarana dari Buddha.
Namun, pendirian mandalanya adalah yang paling istimewa, sekaligus paling sukar, dalam buku saya yang berjudul “Ilmu Hitam Aliran Sesat”, saya sudah pernah menjelaskannya satu kali dalam menundukkan ilmu hitam aliran sesat dengan dharani ini, sekarang kembali menuliskannya :
Bentuk mandalanya adalah segi delapan, …(Mahaguru menjelaskan pendirian mandalanya yangs angat rumit)
Penekunan sadhananya adalah demikian :
Penjapaan Surangama Mantra adalah sekitar jam empat pagi, terlebih dahulu membersihkan tubuh dan memasuki mandala, membakar berbagai dupa berkualitas, dengan setulus hati bersujud pada para Buddha Bodhisattva, kemudian mengitari mandala dan menjapa mantra, terlebih dahulu menjapa satu atau tiga kali Surangama Mantra versi panjang, kemudian dilanjutkan dengan mantra pendek (mantra hati Surangama) :
Mantra pendek bisa dijapa 108 kali. X1 atau X 3
「答至他。嗡。阿那隸。毘舍提。鞞囉跋闍囉陀唎。槃陀槃陀你。跋闍囉謗尼泮。烏妷都盧甕泮。沙婆賀。」
Setelah menjapa mantra, bermeditasi sambil membentuk mudra Maha Buddha Usnisa.
Saat itu bervisualisasi cakra candra dari sepuluh penjuru Buddha, mengeluarkan payung ratna, tiap – tiap payung ratna berada ditengah cahaya cermin, berubah menjadi
berbagai Sitatapatra yang banyaknya tak terhingga, menuju ke atas kepala sadhaka, tubuh sadhaka menjadi suci bercahaya bagaikan vaidurya, visualisasi ini harus ditekuni setiap hari, masing-masing tahapannya harus divisualisasikan sampai jelas.
Menekuni sadhana ini sampai 21 hari, sampai saat sadhaka memasuki Samadhi yang terang dan suci, saat itu sepuluh penjuru Tathagata akan muncul bersamaan di lokasi bertemunya cahaya cermin, sepuluh penjuru Buddha akan mengeluarkan tangan Buddha, memberikan vyakarana kepada sadhaka tantra. Bahkan bila orang yang memiliki jodoh agung dengan Buddha, yang pada kehidupan lampau telah membina diri, orang yang memiliki akar baik, asalkan menekuni sadhana ini seratus hari, maka akan segera mencapai tingkatan Catur Arahat. Maka sadhana ini adalah salah satu dari Maha Sadhana Anuttara Tantra.
Menekuni sadhana ini , tentu saja tidak hanya akan memperoleh vyakarana dari Buddha, bahkan berbagai Dewa Mara tidak akan sanggup melukai, selamanya tiada gangguan mara, oleh karena perlindungan payung ratna dari Usnisa agung Buddha. Segalanya akan menjadi manggala dan sesuai dengan kehendak. Semua macam racun selamanya tidak akan sanggup melukai, sadhaka tantra akan selalu dilindungi oleh delapan puluh empat ribu Dewa Vajra.
Biksu aliran eksoterik (Mahayana) tidak membentuk mudra, tidak bervisualisasi payung ratna di atas cakra usnisa, tidak memasuki Samadhi, namun hanya menjapa Surangama Dharani, tetap mendapatkan pahala yang amat besar, tetap memperoleh perlindungan dari para Dewa, apalagi yang dapat membentuk mudra, visualisasi, memasuki Samadhi, maka pasti Buddha akan datang memberikan vyakarana, tak diragukan lagi kelak pasti akan mencapai Kebuddhaan.
Saya memperoleh jamahan kepala membuka cakra usnisa dari Buddha, saya mempunyai tangan Buddha di atas cakra usnisa, menerima pesan dari Buddha, namun banyak orang yang membina diri timbul rasa iri setelah mengetahui hal ini, padahal sebenarnya mereka tidak perlu iri kepada saya. Saya akan mengajarkan kepada Anda sekalian supaya menekuni Sadhana Surangama Dharani, agar semua orang juga akan memperoleh vyakarana dari Buddha, asalkan mau dengan tulus menekuni Sadhana Tantra yang saya ajarkan, sepuluh orang menekuni , maka sepuluh orang akan memperoleh ; seratus orang menekuni, maka seratus orang akan memperoleh ; seribu orang menekuni maka seribu orang akan memperolehnya pula.
Yang utama dalam sadhana ini adalah di pendirian mandala, apalagi pertemuan cahaya cermin adalah Sadhana Memutar Seribu Cakra, rahasia Padma berkelopak seribu ada di dalamnya, bila dapat mendirikan mandala dengan baik dan benar, maka saat Anda menghaturkan pujana, Buddha Bodhisattva pasti akan hadir.
SHURANGAMA SUTRA
(terjemahan bebas)

Keagungan Surangama Dharani

Ananda, Dharani Kumpulan Cahaya Usnisa Buddha (Surangama Dharani) ini melahirkan sepuluh penjuru Buddha, sepuluh penjuru Tathagata, (yang) karena mantra ini memperoleh Anuttara Samyak Samboddhi.
Dengan berpegangan pada mantra ini, Sepuluh Penjuru Tathagata menaklukkan semua mara dan semua ajaran sesat. Dengan berkendaraan Dharani ini, Sepuluh Penjuru Tathagata (dapat) duduk di atas ratnapadma dan hadir di berbagai penjuru dunia yang banyaknya bagaikan butiran debu. Dengan mengandung Dharani ini, Sepuluh penjuru Tathagata memutar Dharmacakra di berbagai dunia yang banyaknya bagaikan butiran debu. Dengan menjapa Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata dapat memberikan vyakarana di sepuluh penjuru dunia. Meskipun hasil belum terwujud, namun telah menerima vyakarana (ramalan mencapai Kebuddhaan) dari Buddha.

Dengan Dharani ini, Sepuluh penjuru Tathagata mampu mencabut penderitaan para insan di sepuluh penjuru. Derita neraka, setan kelaparan, alam hewan ; Derita buta, tuli dan bisu, derita kebencian dan dendam dan derita berpisah dengan yang dicinta ; Derita tidak memperoleh apa yang diharapkan, derita merajalelanya panca skandha serta berbagai petaka kecil maupun besar, dalam waktu bersamaan akan dibebaskan. Kesusahan akibat perampokan, bala tentara, raja, penjara dan belenggu ; Kesusahan yang ditimbulkan oleh unsur angin, api dan air , kelaparan dan kemiskinan, semua akan sirna dengan merenungkannya (Dharani ini).

Dengan senantiasa mengikuti Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata mampu menjadi seorang Guru Pembimbing bagi sepuluh penjuru, dalam kondisi beraktivitas, diam, duduk, maupun berbaring dapat memberikan berbagai pujana sesuai kehendak. Bahkan menjadi seorang Dharmarajaputra di tengah pasamuan Tathagata yang banyaknya bagaikan butiran pasir sungai gangga.
Dengan menjalankan Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata mampu membimbing para kerabatnya dari berbagai kehidupan yang lampau di sepuluh penjuru, serta membuat para pengikut Theravada/Hinayana tidak takut dan ragu-ragu lagi (antipati) jika mendengarkan tentang ajaran Tantra yang sangat menakjubkan .

Dengan melafal Dharani ini, sepuluh penjuru Tathagata mencapai Anuttarasamyaksamboddhi duduk di bawah pohon Boddhi, memasuki Mahanirvana.Dengan membabarkan Dharani ini , sepuluh penjuru Buddha dalam masa setelah Nirvana Sang Buddha, mampu melestarikan Dharma, mampu menjalankan sila dengan baik dan suci. Bila saya membabarkan keagungan Dharani ini, dari pagi sampai petang dengan suara terus mengalir tanpa terputus serta tanpa pengulangan kata, demikian seterusnya selama kalpa yang lamanya bagaikan butiran pasir sungai gangga, masih tidak akan mampu selesai mengungkapkannya.

Dharani ini dinamakan juga Tathagata Usnisa, wahai Anda sekalian para pemula, yang belum mengakhiri tumimbal lahir, namun dengan ketulusan ingin mencapai Kearahattan, memasuki mandala dengan tanpa menjapa Dharani ini , serta ingin terhindar dari segala kekejian , tidak ada hal yang demikian itu (bila tidak menjapa Dharani ini)

Ananda, bila para insan di berbagai dunia, bila dapat menuliskan mantra ini (huruf sansekerta) dan menempatkannya ke dalam kantongan, meskipun batinnya masih kalut sehingga tidak mampu melafal dan mengingat (Dharani ini) , namun bila dapat membawa serta Dharani ini maupun mempersemayamkan di tempat tinggalnya, ketahuilah bahwa orang ini, dalam kehidupan ini tak akan terlukai oleh segala macam racun.
Ananda, sekarang akan Aku jelaskan kembali kekuatan kewibawaan Dharani ini kepadamu, demi melindungi para insan di dunia ini, supaya bebas dari rasa takut, supaya merealisasikan Kebijaksanaan Agung.
Setelah Aku Parinirvana, bila para insan di masa yang akan datang dapat melafal, ataupun mengajari orang lain supaya melafalnya, ketahuilah bahwa para insan yang menjapanya tidak akan terbakar oleh api, tenggelam oleh air dan tak dapat dilukai oleh racun biasa maupun ganas.
Bahkan para Dewa, Naga, setan, roh langit dan roh bumi, mara dan siluman yang suka menyesatkan, juga mantra dan doa jahat, tidak akan dapat melukai.Kekuatan Dharani ini mampu membangkitkan Samadhi dalam batin. Segala macam guna-guna dan racun yang memasuki mulut praktisi Dharani ini akan berubah menjadi amrta. Segala bintang kejahatan, para dewa dan setan, manusia berhati racun, bila berhadapan dengan praktisi Dharani ini tidak akan bisa membangkitkan kejahatannya. Para Vinayaka (dewa rintangan) dam para raja setan kejahatan, akan timbul rasa hormat sehingga akan senantiasa melindungi.
Ketahuilah Ananda, bahwa Dharani ini senantiasa diikuti siang dan malam oleh koti-an Para Vajraraja Bodhisattva sejumlah delapan puluh empat ribu nayuta butiran pasir sungai gangga, dan masing-masing dari mereka mempunyai kerabat para Vajra .

Bila ada insan yang menjapa Dharani ini dalam batin maupun bersuara, walaupun dengan batin yang kacau tanpa Samadhi, namun Vajraraja akan tetap senantiasa melindungi para putera berbudi tersebut. Apalagi yang dapat menjapanya dengan membangkitkan Bodhicitta dan dengan Samadhi. (Maka) Para Vajra Bodhisattva Guhyaraja ini, akan segera memurnikan kesadaran (pelafal Dharani ini) , sehingga orang tersebut akan mampu mengetahui dan mengingat segala selama delapan puluh empat ribu kalpa dengan tanpa keragu-raguan. Dari kalpa pertama sampai memperoleh tubuh terakhir sebelum Kebuddhaan, dalam setiap kelahiran tak akan lahir di alam asura raksasa, putana, kataputana, kumbandha, pisaca dan lain sebagainya, serta para setan kelaparan, yang berwujud maupun tidak, yang mampu berpikir atau tidak, maupun semua alam rendah.

Wahai Putera yang berbudi, bila melafalkan, bila mencetak maupun menyalinnya, bila membawa maupun mempersemayamkannya (Dharani ini), menghaturkan berbagai pujana, maka selamanya tidak akan terlahir sebagai orang miskin maupun semua alam rendah dan tempat yang tidak menyenangkan. Walaupun orang yang demikian tidak pernah menanam bibit pahala kebajikan, namun sepuluh penjuru Tathagata akan menganugerahkan pahala kebajikan kepada orang ini. Maka dari itu, dia akan selalu
bersama dengan Buddha dalam setiap kelahiran selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga, pahalanya tak terhingga bagaikan buah ranum yang tumbuh mengumpul, selamanya bersama membina diri (dengan Bodhisattva yang hendak mencapai Kebuddhaan). Oleh karena itulah (Dharani ini) mampu membuat orang yang pernah melanggar sila dan menyesalinya juga segera bertobat, akan tersucikan kembali akar silanya. Bagi yang belum memperoleh sila akan memperoleh sila (memperoleh kemampuan bertahan menjalankan sila) ; Yang tidak tekun akan menjadi tekun, yang tidak memiliki kebijaksanaan akan menjadi bijaksana, yang tidak suci akan segera mampu menjalankan kehidupan suci, yang tidak mampu menjalankan nicasila, akan menjadi mampu.
Ananda, saat putera yang berbudi menjapa Dharani ini, akan mampu melenyapkan segala pelanggaran sila yang telah dilakukannya sebelum memperoleh dan memulai menjapa Dharani ini, baik itu pelanggaran ringan maupun berat. Dari bermabuk-mabukkan, gemar mengkonsumsi lima sayuran menyengat dan berbagai kebiasaan yang tidak suci yang dilakukannya sebelum mengenal Dharani ini , setelah dia menjapanya, maka Para Buddha Bodhisattva, Vajra dan para Deva tidak akan memandangnya sebagai pendosa.
Walaupun mengenakan pakaian usang dan tidak bersih, namun segala aktivitasnya akan menjadi murni. Walau tak membangun mandala, tak memasuki tempat ibadah, dan tak menjalankan formalitas ajaran tertentu, bila melafalkan Dharani ini, maka akan memperoleh pahala bagaikan memasuki mandala dan menjalankan segala aturannya.
Bila telah melakukan lima dosa besar/pancanantaryakarma (membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh arahat, memecah belah Sangha) dan catvarahparajikadharmah , namun telah bertobat dan tak mengulanginya lagi, dengan menjapa Dharani ini, maka karma berat seperti itu akan sirna bagaikan angin kencang meniup pasir sampai tak tersisa sedikitpun.
Ananda, bila ada insan yang telah melakukan berbagai karma buruk baik itu ringan maupun berat , yang dilakukan sejak berkalpa yang lampau, dan tidak sempat melakukan formalitas pertobatan, bila dapat melafal , menyalin, membawa serta dan mempersemayamkannya di rumah maupun halaman, maka karma buruk tersebut akan sirna bagaikan salju yang tersiram air panas, dan dalam waktu singkat akan mewujudkan anuttpatikadharmaksanti.

Dan lagi, Ananda, bila ada seorang wanita yang belum melahirkan putera atau puteri dan memohon ingin mengandung, bila dapat dengan sepenuh hati mengingat dan merenungkan Dharani ini, atau membawa serta Dharani ini, maka akan melahirkan putera maupun puteri yang memiliki berkah dan kebijaksanaan

Bagi yang menginginkan panjang usia, akan memperoleh panjang usia ; Barangsiapa ingin supaya perbuatan baiknya segera berbuah , maka akan segera memperoleh buah karma baiknya. Mengenai nyawa dan kesehatan juga demikian halnya. Setelah akhir hidupnya, akan terlahir di sepuluh penjuru Tanah Suci sesuai kehendak. Dan sudah pasti tidak akan terlahir di tempat yang menderita, apalagi alam rendah.

Ananda, jika di berbagai Negara atau wilayah, terjadi bencana kelaparan dan wabah penyakit, atau bencana senjata dan kejahatan merajalela, atau peperangan yang tiada hentinya, ataupun wilayah yang dilanda becana kekeringan , angin rebut/topan dan hujan es,tulislah Dharani ini dan semayamkan di empat penjuru pintu kota serta berbagai tempat ibadah/vihara maupun dvaja Dharani, kerahkanlah supaya para insan di negeri itu menyambut dan menerima Dharani ini, bersujud dan menghormati, sepenuh hati memberikan pujana, setiap penduduk membawanya serta di badan, masing-masing mempersemayamkannya di rumah kediamannya,maka semua petaka itu akan sirna.

Ananda, bila dimana – mana ada Dharani ini, tiap penduduk mempunyai Dharani ini, maka Dewa dan Naga akan bersuka cita, hujan akan turun pada waktunya, hasil panen akan melimpah , aman dan tenteram. Demikian pula, Dharani ini dapat mengendalikan segala bintang kesialan dan petaka supaya tidak membuat kekacauan. Segala malapetaka tidak akan timbul, penduduk juga tidak akan memperoleh bencana yang membuat pendek usia, segala jerat dan belenggu tak akan membelenggu tubuh, tidur dengan tenteram tanpa mimpi buruk.

Ananda, ketahuilah bahwa dunia saha ini ada delapan puluh empat ribu bintang petaka dan kesialan yang dikepalai oleh dua puluh delapan bintang petaka, dengan delapan bintang malapetaka sebagai pimpinannya. Saat mereka dengan berbagai rupa muncul di dunia, maka akan menimbulkan berbagai malapetaka bagi para insan, namun di tempat dimana ada Dharani ini, semua petaka akan sirna. Dalam jarak dua belas yojana akan menjadi simabandhana, segala petaka selamanya tidak akan sanggup memasuki. Oleh karena itulah Tathagata membabarkan Dharani ini, supaya di masa yang akan datang dapat melindungi para sadhaka yang baru belajar, sehingga mampu memasuki Samadhi, jasamani dan rohani nya selalu diliputi ketenangan, memperoleh ketenteraman. Bahkan tidak akan ada para mara , setan dan dewa, maupun para musuh sejak berbagai kehidupan yang lampau, tidak akan ada yang sanggup melukai (praktisi ini). Engkau dan para siswa di tengah pasamuan ini, serta para sadhaka di masa yang akan datang, dengan berdasarkan instruksi pendirian mandala dari KU, jalankanlah sila, terimalah sila dari seorang biksu yang benar – benar menjalankan sila dengan murni, saat melafal Dharani ini , dalam hati jangan sampai timbul keraguan maupun kemalasan. Maka para putera berbudi itu ( Dalam Garis Lurus Surangama disebutkan bahwa Putera berbudi adalah istilah bagi siswa Buddha yang tidak melakukan empat pelanggaran sebagai berikut : 1. Tidak mematuhi aturan mandala dari instruksi Guru ; 2. Sila yang ternoda ; 3. Menghina Guru Akar ; 4. Ragu-ragu, tidak memiliki keyakinan) dengan tubuh yang dilahirkan oleh ayah dan ibu ini (tubuh saat ini juga), jika tidak bisa memperoleh pencapaian penembusan hati, maka sepuluh penjuru Tathagata telah berdusta.

Setelah Buddha membabarkannya, ratusan ribu para Vajra bersama bersujud pada Buddha, dan berkata :
“Seperti yang dikatakan oleh Buddha, dengan sepenuh hati, Saya akan melindungi siapapun yang membina diri dalam Bodhicitta.”
Kemudian , Raja Brahma dan Dewa Indra serta Catur Maharajika bersujud pada Buddha dan berkata, “Bila ada orang bajik yang menekuninya, Saya akan dengan sepenuh hati melindunginya, supaya dalam kehidupannya ini segala harapannya akan terkabul.”

Para Jenderal Yaksa yang jumlahnya tak terhingga, para Raja Raksasa, Raja Putana, Raja Kumbandha, Raja Pisaca, Vinayaka, para Raja Setan dan para panglima setan, bersujud pada Buddha, “Saya juga bersumpah melindungi orang tersebut, supaya dapat segera menyempurnakan Bodhicitta nya.”
Ada lagi, para pangeran Dewa Surya dan Candra yang banyaknya tak terhingga, para Dewa Hujan dan Vayu,awan dan Guntur, serta Dewa Petir dan lain sebagainya, Dewa Tahunan dan Para Kerabat Perbintangan di pasamuan, bersujud pada Buddha, dan berkata :
“Saya juga akan melindungi para sadhaka tersebut, mendirikan tempat ibadah dengan tenteram, serta bebas dari rasa takut.”
Para Dewa Gunung dan Dewa Samudera yang jumlahnya tak terhingga, para Dewa Tanah, Air dan Dewa-Dewa penguasa berbagai hal di bumi,Raja Vayu, Arupa Deva, bersujud pada Buddha, dan berkata :
“Saya juga melindungi sadhaka tersebut, supaya memperoleh Boddhi, selamanya tiada hal hal buruk.”

Saat itu, delapan puluh empat ribu nayuta koti buritan pasir gangga para Vajragarbharaja Bodhisattva di pasamuan , bangkit dari tempat duduknya, bersujud pada kaki Buddha dan berkata :
“Bahgavan, seperti halnya kita, yang telah membina diri sejak masa lampau dan mencapai Boddhi, namun kita semua tidak memasuki Nirvana, untuk selalu mengikuti Dharani ini, untuk melindungi para sadhaka sejati yang menekuni Samadhi di masa penghujung Dharma. Baghavan, sadhaka yang ingin memperoleh Samadhi benar, bila dia sedang berada di tempat ibadah maupun melakukan perjalanan, bahkan bila mereka melafalkan Dharani ini dengan tidak mengetahui cara memusatkan pikiran, Kami semua tetap akan melindungi orang tersebut. Raja Mara dan Mahesvara Raja tidak akan dapat memperoleh kesempatan mengganggu. Para dewa dan setan kecil akan mengambil jarak sepuluh yojana menjauh dari orang bajik (praktisi) itu, kecuali bila mereka semua juga membangkitkan Bodhicitta ingin menekuni samadhi. Baghavan, demikianlah para mara jahat dan kerabatnya, bila hendak mengganggu orang bajik itu , saya akan menggunakan vajra mustika menghancurkan kepalanya sampai lebur menjadi debu, supaya orang itu “mendapatkan segala sesuatunya terjadi sesuai kehendak.”

mantra panjang:
-Om Ushnisa Sitatapatra,Hum Phat Hum Mama Hum Ni Svaha?

mantra pendek:
Hum Mama Hum Ni Svaha

da fo ding sou leng yan zhen yan :
OM ANALE ANALE VISADA VISADA BANDHA BANDHA BANDHANI BANDHANI VAIRAVAJRAPANI PHAT HUM BRUOM PHAT SVAHA




mantra surangama dalam bahasa sanskrit:
(Part I)

namo satata sugataya arhate samyak-sambuddhasya (1)
satata buddha koti usnisam (2)
namo sarva buddha bodhisattve-bhyah (3)
namo saptanam samyak-sambuddha koti-nam (4)
sa sravaka samgha-nam (5)
namo loke arhata-nam (6)
namo srota-apanna-nam (7)
namo sakrdagami-nam (8)
namo loke samyak-gata-nam (9)
samyak-prati-panna-nam (10)
namo deva-rsi-nam (11)
namo siddhya-vidya-dhara-rsi-nam (12)
sapa-anu graha-saha-samartha-nam (13)
namo brahma-ne (14)
namo indra-ya (15)
namo Bhagavate rudra-ya uma-pati saheyaya (16)
namo Bhagavate narayana-ya panca maha-mudra (17)
namas-krtaya (18)
namo Bhagavate maha-kala-ya (19)
tripura-nagara (20)
vidra-pana-karaya (21)
adhi-mukti (22)
smasana-nivasini (23)
matr-gana (24)
namas-krtaya (25)
namo Bhagavate tathagata kulaya (26)
namo padma kulaya (27)
namo vajra kulaya (28)
namo mani kulaya (29)
namo gaja kulaya (30)
namo Bhagavate drdha-sura-sena pra-harana-rajaya (31)
tathagata-ya (32)
namo Bhagavate amitabha-ya (33)
tathagata-ya arhate samyak-sambuddha-ya (34)
namo Bhagavate aksobhya-ya (35)
tathagata-ya arhate samyak-sambuddha-ya (36)
namo Bhagavate bhaisajya-guru vaidurya prabha raja-ya (37)
tathagata-ya arhate samyak-sambuddha-ya (38)
namo Bhagavate sam-puspita salendra raja-ya (39)
tathagata-ya arhate samyak-sambuddha-ya (40)
namo Bhagavate sakyamuni-ye (41)
tathagata-ya arhate samyak-sambuddha-ya (42)
namo Bhagavate ratna ketu raja-ya (43)
tathagata-ya arhate samyak-sambuddha-ya (44)
tebhyo namas-krtva idam Bhagavanas tathagata usnisam (45)
sitata-patram (46)
namo apa-rajitam prati-yangiram (47)
sarva bhuta graha nigrahaka kara-hani (48)
para vidya chedanim (49)
akala mri-tyu pari traya-na kari (50)
sarva bandhana moksani (51)
sarva dusza duh-svapna nivarani (52)
catura-sitinam graha saha-sranam vidhvam-sana kari (53)
asza vimsatinam naksa-tranam pra-sadana kari (54)
aszanam maha-graha-nam vi-dhvam-sana kari (55)
sarva satru nivaranam (56)
ghoram duh-sva-pnam ca nasani (57)
visa, sastra, agni, udaka, ranam (58)
apara-jita ghora maha-bala canda, maha-dipta maha-teja (59)
maha-sveta-jvala maha-bala pandara-vasini arya-tara (60)
bhri-kuzi ce va vijaya vajra-maletih (61)
vi-sruta padmakah vajra-jihvah ca mala ce va aparajita vajra-dandah (62)
visala ca santa, sveteva pujita sauma-rupah, maha-sveta arya-tara (63)
maha-bala apara vajra-samkala ce va vajra-kaumari kulam-dhari (64)
vajra-hasta ca vidya (65)
kan-cana mallikah kusum-bhaka ratna (66)
vairocana kuliya-ya artha usnisa (67)
vi-jrmbha mani ca vajra-kanaka prabha-locana (68)
vajra-tundi ca sveta ca kamala-ksah siasi-prabha (69)
ity-iti mudra ganah sarve raksam kurvantu iman mama asya (70)

(Part II)

Om rsi-gana pra-sastas tathagata usnisa (71)
hum trum jambhana (72)
hum trum stambhana (73)
hum trum para-vidya sam-bhaksana kara (74)
hum trum sarva dusza-nam stambhana kara (75)
hum trum sarva yaksa raksasa grahanam vi-dhvam-sana kara (76)
hum trum catura-siti-nam graha saha-sra-nam vi-dhvam-sana kara (77)
hum trum asza-vimsati-nam naksatra-nam pra-sadana kara (78)
hum trum asza-nam maha-graha-nam vi-dhvam-sana kara (79)
hum trum raksa raksa mam (80)
bhagavans tathagata usnisa (81)
praty-angire maha-sahasra bhuje sahasra-sirse koti-siata sahasra netre (82)
abhede jvalita-zazaka maha-vajrodara tri-bhuvana mandala (83)
Om svastir bhavatu mama iman mama-sya (84)

(Part III)

raja-bhayah cora-bhayah agni-bhayah udaka-bhayah visa-bhayah siastra-bhayah (85)
para-cakra-bhayah dur-bhiksa-bhayah asiani-bhayah akala-mrityu-bhayah (86)
dharani bhumi kampaka pata-bhayah ulaka-pata-bhayah raja-danda-bhayah (87)
naga-bhayah vidyud-bhayah suparna-bhayah (88)
yaksa-grahah raksasi-grahah preta-grahah pisaca-grahah bhuta-grahah (89)
kumbhanda-grahah putana-grahah kaza-putana-grahah (90)
skanda-grahah apa-smara-grahah unmada-grahah chaya-grahah revati-grahah (91)
jata-a-harinam garbha-a-harinam rudhira-a-harinam mamsa-a-harinam (92)
medha-a-harinam majja-a-harinam jata-a-harinim jivita-a-harinam pita-a-harinam (93)
vanta-a-harinam asucya-a-harinim citta-a-harinim (94)
te-sam sarve-sam sarva-graha-nam vidyam chedayami kilayami (95)
pari-vrajaka kritam vidyam chedayami kilayami (96)
dakini-kritam vidyam chedayami kilayami (97)
maha-pasupati rudra-kritam vidyam chedayami kilayami (98)
narayana-kritam vidyam chedayami kilayami (99)
tattva-garuda kritam vidyam chedayami kilayami (100)
maha-kala-matri gana-kritam vidyam chedayami kilayami (101)
kapalika kritam vidyam chedayami kilayami (102)
jaya-kara madhu-kara sarva artha sadhaka kritam vidyam chedayami kilayami (103)
catur-bhagini kritam vidyam chedayami kilayami (104)
bhri-ngi-rizi nandike-svara gana-pati sahaya kritam vidyam chedayami kilayami (105)
nagna-sramana kritam vidyam chedayami kilayami (106)
arhanta kritam vidyam chedayami kilayami (107)
vita-raga kritam vidyam chedayami kilayami (108)
vajra-pani guhya guhya-kadhi-pati kritam vidyam chedayami kilayami (109)
raksa mam Bhagavan iman mama-sya (110)

(Part IV)

Bhagavans tathagata usnisa sitata-patra namo-stute (111)
asita na-la-rka prabha sphuza vi-kas sitata-patre (112)
jvala jvala, dara dara, bhidara bhidara, chida chida (113)
hum hum phat phat phat phat phat svaha hehe phat (114)
amogha-ya phat apratihata phat (115)
vara-prada phat ssura-vidrapaka phat (116)
sarva deve-bhyah phat, sarva nage-bhyah phat (117)
sarva yakse-bhyah phat, sarva gandharve-bhyah phat (118)
sarva asure-bhyah phat, sarva garude-bhyah phat (119)
sarva kimnare-bhyah phat, sarva mahorage-bhyah phat (120)
sarva raksase-bhyah phat, sarva bhute-bhyah phat (121)
sarva pisace-bhyah phat, sarva kumbhande-bhyah phat (122)
sarva manusye-bhyah phat, sarva amanusye-bhyah phat (123)
sarva putane-bhyah phat, sarva kaza-putane-bhyah phat (124)
sarva dur-langhite-bhyah phat, sarva dus-preksite-bhyah phat (125)
sarva jvare-bhyah phat, sarva apasmare-bhyah phat (126)
sarva sramane-bhyah phat, sarva tiri-thike-bhyah phat (127)
sarva utmadake-bhyah phat, sarva vidya raja-carye-bhyah phat (128)
jaya kara madhu kara sarva artha sadhake-bhyah phat (129)
vidya acarye-bhyah phat, catur-bhagini-bhyah phat (130)
vajra kaumari kulam dhari vidya raje-bhyah phat, maha praty-angire-bhyah phat (131)
vajra samkara-ya praty-angira rajaya phat (132)
maha-kala-ya maha-matri-gana namas-kritaya phat (133)
visnavi-ye phat, brahmani-ye phat (134)
agni-ye phat, maha-kali-ye phat (135)
kala-dandi-ye phat, indra-ye phat, matre-ye phat (136)
raudri-ye phat, camundi-ye phat (137)
kala-ratri-ye phat, kapali-ye phat (138)
adhi-muktaka smasana vasiniye phat (139)
ye-ke-citta, sattva-asya mama iman mama-asya (140)

(Part V)

dusza-citta, papa-citta, raudra-citta, vi-dvesa-citta, amitri-citta (141)
ut-pada-yanti kila-yanti mantra-yanti japanti juhanti (142)
oja-aharah garbha-aharah rudhira-aharah vasa-aharah (143)
majja-aharah jata-aharah jivita-aharah balya-aharah (144)
malya-aharah gandha-aharah puspa-aharah phala-aharah sasya-aharah (145)
papa-citta, dusza-citta, raudra-citta (146)
yaksa-grahah, raksasa-grahah, preta-grahah, pisaca-grahah (147)
bhuta-grahah, Kumbhanda-grahah, skanda-grahah, unmada-grahah (148)
chaya-grahah, apa-smara-grahah, daka-dakini-grahah, revati-grahah (149)
jamika-grahah, sakuni-grahah, raudra-matri-nandika-grahah, alamba-grahah (150)
hanu kantha-pani-grahah (151)
jvarah eka-hikah dvaiti-yakah traiti-yakah catur-thakah (152)
nitya-jvarah visama-jvarah vati-kah paitti-kah slai-smi-kah (153)
sam-nipati-kah sarva-jvarah siro-hrathi (154)
ardha-ava-badha-kah badha-aroca-kah (155)
aksi-rogam mukha-rogam hrid-rogam gala-graham karna-sulam danta-sulam (156)
hridaya-sulam marman-sulam parsva-sulam priszha-sulam udara-sulam kazi-sulam (157)
vasti-sulam uru-sulam nakha-sulam hasta-sulam (158)
pada-sulam sarva-anga-pratyanga-sulam (159)
bhuta vetada dakini jvarah dadrukah kanduh kizi bhah-lutah vaisarpah-loha lingah (160)
siastra-sana-gara visa-yoga agne udaka mara vaira kantara akala-mrityo (161)
tri-yambuka trai-laza vriscika sarpa nakula simha vyaghra riksa taraksa mara (162)
jivis te-sam sarve-sam (163)
sitata-patra maha vajro-snisam, maha-praty-angiram (164)
yavad-dva-dasa yojana abhy-anta-rena sima bandham karomi (165)
vidya-bandham karomi, tejo-bandham karomi para-vidya-bandham karomi (166)
tadyatha ( 167, Following is the Mantra-Heart: )
Om anale visade vira vajra-dhare bandha bandhani vajra-pani phat hum trum phat Svaha (168)

0 komentar: