Yang Tiris Pasti Terpuruk

Kata ‘tiris’ mengandung pengertian ‘kebocoran’ dan ‘keterpurukan’, berkaitan pula dengan ‘kilesa’. Orang yang setiap hari mempunyai banyak beban pikiran, maka sebagian energi vitalnya akan terkuras lewat enam indranya. Oleh sebab itu dikatakan, ‘yang tiris pasti terpuruk’. terpuruk berarti akan terjerumus ke tiga alam samsara.

Ada 3 macam tiris, yakni:
1. Tiris dari ucapan, hal ini berkaitan dengan berdusta, menghasut, berbicara kasar, dan omong kosong.
2. Tiris dari perbuatan, hal ini berkaitan dengan membunuh, mencuri, berzinah, dan mabuk-mabukan.
3. Tiris dari pikiran, hal ini berkaitan dengan keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

SUTRA PEMBEBASAN MAHA DEWI YAOCHI menyebutkan “kebocoran berarti kematian. Dari mana energi vital itu tiris, hendaknya dari situ pua ditebus kembai.” Nyatalah bahwa tubuh yang tiris pastilah tubuh yang banyak kerisauan dan kekotoran batin.

Hampir setiap tubuh manusia boleh disebut sebagai ‘tubuh yang tiris’. Misalnya, kaum wanita mengalami kebocoran darah menstruasi, dan kaum pria mengalami kebocoran cairan sperma.
Di daam ajaran Tantra, darah menstruasi yang bocor dari tubuh wanita disebut sebagai Bodhi merah, dan cairan sperma yang bocor dari tubuh pria disebut sebagai bindu atau bodhi putih.
Ajaran Tantra terdapat sadhana yang dapat membantu sadhaka pria selamanya tidak mengalami kebocoran cairan sperma, dan sadhaka wanita selamanya tidak mengaami kebocoran darah mencstruasi. Sadhana yang disebut sadhana Anasrava ini dapat menjadikan sadhaka memperoleh tubuh vajra Anasrava atau vajrakaya yang tidak rapuh.

Menurut saya pribadi, bahwa tiris juga dapat dibagi menjadi tiris berwujud dan tiris tidak berwujud. Yang dikategorikan sebagai tiris yang tidak berwujud adalah keserakahan, kebencian, kebodohan, kerisauan, dan lainnya. Sedangkan tiris berwujud adalah tiris darah menstruasi dan tiris cairan sperma. Baik berwujud maupun tidak berwujud, tetap akan memberi dampak negatif pada diri sadhaka.

Pada aspek tidak berwujud, seorang sadhaka hendaknya menjaga kesucian hati dan dari pengaruh nafsu dan menghentikan semua kerisauan. pada aspek berwujud, seorang sadhaka hendaknya menekuni Sadhana Anasrava agar sperma dan menstruasi tidak tiris setetes pun. Dengan demikian, jiwa dan raga akan memperoleh pembebasan, dan tidak ada lagi hal yang peru dikhawatirkan.
Jiwa raga yang terbebas dari segala kekotoran batin disebut sebagai ‘tubuh anasrava’.
(sumber: cahaya kebijaksanaan by Sheng Yen Lu)

0 komentar: